Kewajiban Jangka Pendek

Telah kita ketahui bahwa tagihan, utang dan kewajiban harus diselesaikan atau dibayarkan pada waktu tertentu dimasa depan dengan perpindahan atas aset atau jasa. Tanggal masa depan yaitu tanggal harus membayar (tanggal jatuh tempo) merupakan gambaran yang signifikan tentang kewajiban. Gambaran "tanggal masa depan" ini menimbulkan dua klasifikasi dasar kewajiban, yaitu kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. Pada postingan kali ini saya akan membahas tentang kewajiban jangka pendek. Saya akan memposting tentang kewajiban jangka panjang setelah selesai memahami kewajiban jangka pendek ini.

Kewajiban jangka pendek (current liability) merupakan utang yang memiliki dua kriteria pokok, yaitu :

1. Diharapkan dapat dibayar dari aset lancar yang ada atau dengan membuat kewajiban jangka pendek baru lainnya
2. Diperkirakan akan dibayarkan dalam jangka waktu satu tahun atau siklus perusahaan, mana yang lebih lama

Utang yang tidak memenuhi dua kriteria tersebut akan diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang. Lebih banyak perusahaan yang membayar kewajiban jangka pendeknya dalam waktu satu tahun dari aset lancar, dibandingkan dengan membuat kewajiban baru lainnya.

Perusahaan harus memantau dengan cermat hubungan kewajiban jangka pendek dengan aset lancar. Hubungan ini merupakan hal yang penting dalam mengevaluasi kemampuan perusahaan untuk membayar utang jangka pendek. Perusahaan yang memiliki kewajiban jangka pendek yang lebih besar dari pada aset lancar umumnya perlu mendapat perhatian karena kemungkinan perusahaan tidak akan mampu melunasi seluruh kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh tempo.

Kewajiban jangka pendek yang nanti akan kita bahas meliputi :

• Wesel bayar
• Utang pajak penjualan
• Pendapatan diterima dimuka
• Utang jangka panjang yang jatuh tempo pada periode berjalan
• Penyajian dan analisi laporan keuangan

Sumber :

Buku Accounting Principles by Jerry J. Weygandt, Donal E. Kieso, Paul D. Kimmel