Makalah Sumber dan Ajaran Agama Islam
BAB I
PENDAHULUAN
Makalah ini kami susun dalam rangka mencoba menyelesaikan
tugas Mata Kuliah Pendidikan agama Islam yang berjudul “Sumber dan Ajaran
Agama Islam”. Agar mengetahui kekurangan maupun kelebihan mahasiswa dalam
menjabarkan isi makalah sesuai dengan pengetahuan kami, serta bagaimana cara
pembuatan makalah tentunya. Dan juga sebagai penunjang untuk penilaian dari
Bapak Dosen yang mengajarkan Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam.
Sebagai agama terakhir, Islam diketahui memiliki
karakteristik yang khas dibandingkan dengan agama-agama yang datang sebelumnya.
Dalam makalah ini dapat dijumpai uraian mengenai pengertian agama Islam, dan
juga sumber islam serta ajaran agama
islam serta cara untuk memahaminya. Dalam upaya memahami ajaran Islam, berbagai
aspek yang berkenaan dengan Islam itu perlu dikaji secara seksama, sehingga
dapat menghasilkan pemahaman Islam. Hal ini penting dilakukan, karena kualitas
pemahaman keislaman seseorang akan mempengaruhi pola pikir, sikap, dan tindakan
keislaman yang bersangkutan. Kita barangkali terikat terhadap kualitas
keislaman seseorang yang benar-benar berkualitas. Untuk itu uraian dalam
makalah ini diarahkan untuk mendapatkan pemahaman tentang Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Sumber Agama Islam
Al-Qur’an merupakan sumber ajaran agama tertinggi karena ini adalah Firman Tuhan yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Al-Qur’an sendiri dikatakan sebagai mukjizat dikarenakan begitu banyak kelebihan-kelebihannya dibanding kitab lain.
Al-Qur’an merupakan sumber ajaran agama tertinggi karena ini adalah Firman Tuhan yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Al-Qur’an sendiri dikatakan sebagai mukjizat dikarenakan begitu banyak kelebihan-kelebihannya dibanding kitab lain.
Diantara mukjizat Al-Qur’an adalah kitab ini satu-satunya
yang masih asli sampai sekarang bahkan akhir zaman, dari segi susunan bahasa,
keindahan bahasa, makna yang terkandung didalamnya tidak ada yang bisa
menandinginya walaupun seluruh ahli sastra dunia bergabung, dll. Al-Qur’an
mengajarkan seluruh sendi kehidupan manusia jadi umat Islam dituntut untuk
hidup berperilaku layaknya apa yang dikandung dalam Al-Qur’an.
Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW secara
bertahap tujuannya agar lebih mudah mempelajari dan mengamalkannya, isi kandunganya
pun disesuaikan dengan keadaan pada saat itu sehingga diharapkan umat
benar-benar mengerti, memahami dan menghayati Al-Qur’an tersebut. Ada bermacam
cara Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yaitu dengan mengutus
malaikat Jibril membacakan wahyu kepada Nabi, wahyu masuk langsung ke hati
Nabi, wahyu diserap oleh indera Nabi tanpa melihat pemberi wahyu. Rahasia
dibalik masih murninya Al-Qur’an ini tidak lain adalah umat Islam sangat
dianjurkan menghafalkanya sehingga dengan begitu banyaknya umat yang hafal
Al-Qur’an maka akan terjaga dari revisi-revisi karena hilangnya kitab
Al-Qur’an, lagipula Allah SWT juga telah berjanji menjaganya dibuktikan dengan
firman Allah berikut:
“Sesungguhnya
Kami-lah yang menurunkan Al-Qur’an dan sesungguhnya Kami benar-benar
memeliharanya”(QS. 15:9)
Sumber ajaran agama Islam yang kedua adalah As-Sunnah.
Sunnah atau sunnah Nabi adalah segala perkataan, perbuatan, dan tingkah laku
Nabi Muhammad SAW. Mengapa Sunnah Nabi menjadi sumber hukum kedua? Karena Nabi
sering disebut Al-Qur’an berjalan. Segala perkataan dan perbuatannya
mencerminkan ajaran Al-Qur’an, kedudukan Sunnah Nabi terhadap Al-Qur’an sebagai
penerjemah, yang menjabarkan isi Al-Qur’an agar lebih dimengerti dan dipahami.
Perlu diketahui bahwa isi Al-Qur’an banyak yang bersifat umum dan mengandung
arti tersembunyi jika tidak ada Sunnah yang menjabarkannya secara detail maka
umat akan bingung bahkan salah tafsir dalam mempelajarinya.
Dalam mengukur suatu keabsahan hadits(As-Sunnah) para ahli
telah menciptakan suatu cabang ilmu tersendiri yang dikenal dengan “musthalah
hadits”. Untuk menguji kebenaran dan validitas suatu hadits para muhadditsin
(ahli hadits) menyeleksinya dengan memperhatikan jumlah dan kualitas jaringan
periwayat hadits tersebut yang disebut dengan sanaad. Ada bermacam hadits yang
dapat dibedakan dari berbagai macam segi:
1. Ditinjau dari bentuk ada Fi’li (perbuatan
Nabi), Qauli (perkataan Nabi), Taqriri (persetujuan atau izin Nabi),
2. Ditinjau dari jumlah orang yang
menyampaikan ada Mutawatir (diriwayatkan banyak orang), Masyhur (diriwayatkan
banyak orang tapi tidak sebanyak derajat mutawatir), Ahad (diriwayatkan satu
orang),
3. Ditinjau dari kualitas ada Shahih
(hadits sah, terpercaya), Hasan (hadits yang baik tingkatan dibawah shahih),
Dha’if (Hadits yang lemah), Maudhu (hadits yang palsu).
Sumber ajaran yang ketiga adalah ijtihad. Ijtihad adalah
suatu usaha sungguh-sungguh untuk memutuskan hukum suatu masalah yang belum
atau tidak ada dasar hukumnya dalam Al-Qur’an maupun As-Sunnah. Tujuannya agar
ditentukan hukumnya atas masalah tersebut dan sejenisnya sesuai dengan prisnsip
dan jiwa Al-Qur’an maupun As-Sunnah yang merupakan sumber hukum ajaran Islam.
Ijtihad ini dilakukan setelah Nabi Muhammad SAW wafat karena jika ada masalah baru
tidak ada yang bisa dijadikan rujukan. Ijtihad dilakukan orang yang mengerti
agama biasa disebut ulama dan lebih baik jika dilakukan banyak ulama dengan
cara musyawarah mufakat. Di Indonesia sendiri sudah ada badan hukum tetap yang
menangani hal ini yaitu MUI.
Dengan berbagai sumber hukum ini diharapkan umat Islam tidak
bingung dalam menjalani kehidupan sesuai dengan syariat Islam karena segala
sendi-sendi kehidupan beserta permasalahannya sudah diatur dalam Islam dan
penyelesainnya.
2. AJARAN AGAMA ISLAM
Islam adalah agama yang mengimani satu
Tuhan, yaitu Allah. Pada dasarnya sistematika dan pengelompokkan ajaran Islam
secara garis besar adalah aqidah, syariah dan akhlak. Ajaran Islam dituliskan
di dalam Alquran dan hadis. Pokok Ajaran Islam sebagaimana yang telah diketahui
bahwa ajaran Islam ini adalah ajaran yang paling sempurna, karena memang
semuanya ada dalam Islam. Meskipun begitu luasnya petunjuk Islam, pada dasarnya
pokok ajarannya hanyalah kembali pada tiga hal yaitu tauhid, taat dan
baro’ah/berlepas diri. Inilah inti ajaran para Nabi dan Rasul yang diutus oleh
Allah kepada umat manusiaPemaknaan konsep ajaran Islam dilakukan dengan tiga
pokok yaitu : berserah diri kepada Allah dengan merealisasikan tauhid, tunduk
dan patuh kepada Allah dengan sepenuh ketaatan, memusuhi dan membenci syirik
dan pelakunya. Untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat, Islam
harus dihayati dan diamalkan secara kaffah (utuh), tidak sepotong-potong atau
sebagian. Islam mempunyai karakter sebagai agama yang penuh kemudahan yang
termanifestasi secara total dalam setiap syari’atnya.
Pengertian Islam
Dalam bahasa Arab, Islām, al-islām,
الإسلام berarti
“berserah diri” dan merupakan suatu ”Dīn” yang berarti “aturan” atau
“sistem” (QS Al-Maidah:83). Secara etimologis, Islam diturunkan dari akar yang
sama dengan kata salām yang berarti “damai”, “salima” yang
berarti “selamat sentausa” atau ”aslama-yuslimu-islaman” yang berarti
menciptakan kedamaian, keselamatan, kesejahteraan hidup dan kepasrahan kepada
Allah.
Ajaran Islam
Islam adalah agama yang mengimani satu
Tuhan, yaitu Allah. Agama Islam dapat dijelaskan sesuai hadist riwayat Muslim
dibawah ini :
Dari Umar ra. juga dia berkata : “Ketika kami duduk-duduk
disisi Rasulullah s.a.w suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang
mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak
padanya bekas-bekas perjalanan jauh dan tidak ada seorangpun diantara kami yang
mengenalnya. Hingga kemudian dia duduk dihadapan Nabi lalu menempelkan kedua
lututnya kepada kepada lututnya (Rasulullah s.a.w) seraya berkata: “Ya
Muhammad, beritahukan aku tentang Islam ?”, maka bersabdalah Rasulullah s.a.w,
“Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada ilah (tuhan yang disembah) selain
Allah, dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, engkau mendirikan shalat,
menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji jika mampu“, kemudian dia
berkata, “anda benar“.
Kami semua heran, dia yang bertanya dia
pula yang membenarkan. Kemudian dia bertanya lagi, “Beritahukan aku tentang
Iman?“ Lalu beliau bersabda, “Engkau beriman kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan
engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk“, kemudian dia
berkata, “anda benar“. Kemudian dia berkata lagi, “Beritahukan aku tentang
ihsan ?“. Lalu beliau bersabda, “ Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah
seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau tidak melihatnya maka Dia melihat
engkau” . Kemudian dia berkata, “ Beritahukan aku tentang hari kiamat (kapan
kejadiannya)”. Beliau bersabda, “Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang
bertanya “. Dia berkata, “ Beritahukan aku tentang tanda-tandanya“, beliau
bersabda, “Jika seorang hamba melahirkan tuannya dan jika engkau melihat
seorang bertelanjang kaki dan dada, miskin dan penggembala domba, (kemudian)
berlomba-lomba meninggikan bangunannya“, kemudian orang itu berlalu dan aku
berdiam sebentar. Kemudian beliau (Rasulullah s.a.w) bertanya, “Tahukah engkau
siapa yang bertanya ?”. aku berkata, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui“. Beliau
bersabda, “Dia adalah Jibril yang datang kepada kalian (bermaksud) mengajarkan
agama kalian“. (HR. Muslim).
Hadits ini menerangkan pokok-pokok
ajaran Islam, yaitu Iman, Islam dan Ihsan serta memperhatikan isi Al Qur’an
secara keseluruhan maka dapat dikembangkan bahwa pada dasarnya sistematika dan
pengelompokkan ajaran Islam secara garis besar adalah aqidah, syariah dan
akhlak.
Ditinjau dari
ajarannya, Islam mengatur berbagai aspek kehidupan pada manusia yang meliputi :
1. Hubungan manusia dengan
Allah (Hablum Minallah).
Sesuai firman yang berbunyi :
”Dan Aku tidak
menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahku”. (QS.51: 56)
2. Hubungan Manusia dengan
Manusia (Hablum minan-Naas).
Sesuai firman yang berbunyi :
”Dan
tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan janganlah
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan”. (QS.5:2).
3. Hubungan manusia dengan
makhluk lainnya/ lingkungan.
Sesuai firman
yang berbunyi :
”Dia telah menciptakan
kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmuran”. (QS.11:61)
Vera Micheles Dean dalam bukunya ”The
Nature of The Non Western World”, sebagaimana dikutip Humaidi Tata
Pangarsa; bahwa Islam meliputi empat unsur yaitu :
1. Islam is religion.
2. Islam is political
system.
3.
Islam is way of live.
4.
Islam is interpretation of history.
Dilihat secara parsial maka Dinul Islam dapat dibedakan
kepada :
1. Iqlimiyah Al-Islam
Adanya ajaran – ajaran Islam yang berbeda dalam satu iklam
(wilayah) dengan wilayah lainnya sebagai akibat perbedaan situasi dan kondisi.
2. Alqawa’id Al-Hikmah
Ajaran Islam yang memiliki kontek
keberlakuan akidah secara mendunia sepanjang masa.
3. PEMAKNAAN
KONSEP AJARAN ISLAM
1.
Berserah Diri Kepada Allah Dengan Merealisasikan Tauhid
Yaitu kerendahan diri dan tunduk kepada
Allah dengan tauhid, yakni mengesakan Allah dalam setiap peribadahan kita. Tidak boleh
menunjukan satu saja dari jenis ibadah kita kepada selainNya. Karena memang
hanya Dia yang berhak untuk diibadahi. Dia lah yang telah menciptakan kita,
memberi rezeki kita dan mengatur alam semesta ini, pantaskah kita tujukan
ibadah kita kepada selainNya, yang tidak berkuasa dan berperan sedikitpun pada
diri kita? Semua yang disembah selain Allah tidak mampu memberikan pertolongan
bahkan terhadap diri mereka sendiri sekali pun. Allah berfirman:
“Apakah mereka mempersekutukan dengan
berhala-berhala yang tak dapat menciptakan sesuatu pun? Sedang berhala-berhala
itu sendiri yang diciptakan. Dan berhala-berhala itu tidak mampu memberi
pertolongan kepada para penyembahnya, bahkan kepada diri meraka sendiripun
berhala-berhala itu tidak dapat memberi pertolongan.” (QS. al A’raf: 191-192)
Semua yang
disembah selain Allah tidak memiliki sedikitpun kekuasaan di alam semesta ini.
Allah berfirman:
“Dan orangorang
yang kamu seru selain Allah tiada mempunyai apa apa walaupun setipis kulit ari.
Jika kamu menyeru mereka, mereka tiada mendengar seruanmu? dan kalau mereka
mendengar, mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu, dan pada hari kiamat
mereka akan mengingkari kemusyrikanmu dan tidak ada yang dapat memberi
keterangan kepadamu sebagai yang diberikan oleh Yang Maha Mengetahui.” (QS.
Fathir: 13-14)
2. Tunduk
dan Patuh Kepada Allah Dengan Sepenuh Ketaatan
Pokok Islam
yang kedua adalah adanya ketundukan dan kepatuhan yang mutlak kepada Allah. Dan
inilah sebenarnya yang merupakan bukti kebenaran pengakuan imannya. Penyerahan
dan perendahan semata tidak cukup apabila tidak disertai ketundukan terhadap
perintahperintah Allah dan RasulNya dan menjauhi apa apa yang dilarang,
sematamata hanya karena taat kepada Allah dan hanya mengharap wajahNya semata,
berharap dengan balasan yang ada di sisiNya serta takut akan azabNya. Kita
tidak dibiarkan mengatakan sudah beriman lantas tidak ada ujian yang
membuktikan kebenaran pengakuan tersebut. Allah berfirman:
“Apakah manusia
itu mengira bahwa mereka dibiarkan mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang
mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang
sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orangorang yang benar dan
sesungguhnya Dia mengetahui orangorang yang dusta.” (QS. alAnkabut: 23).
Orang
yang beriman tidak boleh memiliki pilihan lain apabila Allah dan RasulNya telah
menetapkan keputusan. Allah berfirman:
“Dan tidaklah
patut bagi lakilaki yang beriman dan tidak pula perempuan yang beriman, apabila
Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka
pilihan tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan RasulNya
maka sungguh dia telah sesat dengan kesesatan yang nyata.” (QS. alAhzab: 36).
Orang
yang beriman tidak membantah ketetapan Allah dan RasulNya akan tetapi mereka
menaatinya lahir maupun batin. Allah berfirman,:
“Sesungguhnya
jawaban orang orang beriman, bila mereka diseru kepada Allah dan RasulNya agar
Rasul menghukum di antara mereka ialah ucapan. ‘Kami mendengar, dan kami
patuh’. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. An Nur: 51)
3.
Memusuhi dan Membenci Syirik dan Pelakunya
Seorang muslim yang tunduk dan patuh
terhadap perintah dan larangan Allah,
maka konsekuensi dari benarnya keimanannya maka ia juga harus berlepas diri dan membenci perbuatan syirik dan pelakunya. Karena ia belum dikatakan beriman dengan sebenarbenarnya sebelum ia mencintai apa yang dicintai Allah dan membenci apa yang dibenci Allah. Padahal syirik adalah sesuatu yang paling dibenci oleh Allah. Karena syirik adalah dosa yang paling besar, kezaliman yang paling zalim dan sikap kurang ajar yang paling bejat terhadap Allah, padahal Allahlah Rabb yang telah menciptakan, memelihara dan mencurahkan kasih sayangNya kepada kita semua. Allah telah memberikan teladan kepada bagi kita yakni pada diri Nabi Allah Ibrahim ‘alaihis salam agar berlepas diri dan memusuhi para pelaku syirik dan kesyirikan. Allah berfirman:
maka konsekuensi dari benarnya keimanannya maka ia juga harus berlepas diri dan membenci perbuatan syirik dan pelakunya. Karena ia belum dikatakan beriman dengan sebenarbenarnya sebelum ia mencintai apa yang dicintai Allah dan membenci apa yang dibenci Allah. Padahal syirik adalah sesuatu yang paling dibenci oleh Allah. Karena syirik adalah dosa yang paling besar, kezaliman yang paling zalim dan sikap kurang ajar yang paling bejat terhadap Allah, padahal Allahlah Rabb yang telah menciptakan, memelihara dan mencurahkan kasih sayangNya kepada kita semua. Allah telah memberikan teladan kepada bagi kita yakni pada diri Nabi Allah Ibrahim ‘alaihis salam agar berlepas diri dan memusuhi para pelaku syirik dan kesyirikan. Allah berfirman:
“Sesungguhnya telah ada suri
tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orangorang yang bersama dengan dia?
ketika mereka berkata kepada kaum mereka: ‘Sesungguhnya kami berlepas diri
daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Alloh, kami mengingkari
kamu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat
selamalamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja.’” (QS. alMumtahanah: 4).
Jadi ajaran Nabi Ibrahim ‘alaihis salam
bukan mengajak kepada persatuan agama-agama sebagaimana yang didakwakan oleh
tokoh-tokoh Islam Liberal, akan tetapi dakwah beliau ialah memerangi syirik dan
para pemujanya. Inilah millah Ibrahim yang lurus! Demikian pula Nabi Muhammad
shollallohu ‘alaihi wa sallam senantiasa mengobarkan peperangan terhadap segala
bentuk kesyirikan dan memusuhi para pemujanya.
Inilah tiga pokok ajaran Islam yang
harus kita ketahui dan pahami bersama. Dan di atas ketiga pokok inilah aqidah
dan syari’ah ini dibangun. Maka kita mohon kepada Allah semoga Allah memberikan
taufik kepada kita untuk dapat memahami agama ini, serta diteguhkan di atas
meniti dunia ini.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah kita menjabarkan mulai dari pengertian dari agama
sampai dengan sumber-sumber hukum agama islam maka dapatlah kita simpulkan
bahwa agama islam yang merupakan nama “islam” itu sendiri alah Allah lah yang
membuat nama agama tersebut sesuai dengan firmannya yang terdapat dalam Surah
Ali Imron : 19 dan Allah hanya meridhoi agama islam. Kemudian, mengenai
sumber-sumber hukum islam dapat kita simpulkan bahwa segala sesuatu yang
berkenaan dengan ibadah, muamalah, dan lain sebagainya itu berlandaskan
Al-qur’an yang merupakan Firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
secara mutawatir dan ditrunkan melalui malaikat Jibril dan membacanya dinilai
Ibadah, dan Al-Sunnah sebagai sumber hukum yang kedua yang mempunyai fungsi
untuk memperjelas isi kandungan Al-qur’an dan lain sebagainya.
B. Saran
Saran dari penulis adalah marilah kita menjadikan Al-qur’an
dan Al-hadist sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari kita yang merupakan
sumber hukum agama islam dan sekaligus pembawa kita kedalam kehidupan yang
bahagia baik itu di dunia dan akhirat kelak nanti.
DAFTAR
PUSTAKA
Prof. Dr. H. Nata, Abuddin, M.A. Metodologi
Studi Islam
Nasutin, Harun, Islam Ditinjau
dari Berbagai Aspeknya
Drs. Hakim, Abd, Atang., MA. Dr.
Jaih Mubarok, Metodologi Studi Islam
REFERENSI
-
Dari berbagai sumber (main essay)
Komentar
Posting Komentar