Indeks Saham Dan Indeks Saham Berjangka


Indeks Saham
Contoh Indeks Saham
IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) merupakan tolok ukur dari kinerja seluruh saham. IHSG merupakan rata-rata harga saham dari keseluruhan saham yang terdaftar di BEJ. Sedangkan LQ45 adalah rata-rata harga saham dari 45 saham yang memiliki likuiditas paling tinggi di BEJ atau yang biasa disebut dengan saham blue-chip.

Lanskap pasar modal didunia saat ini dibagi menjadi 3 bagian utama. Amerika, Asia, dan Eropa. Amerika yang merupakan negara dengan pasar modal terbesar di dunia, indeks saham utamanya adalah Dow Jones Industrial Average (DJIA), Nasdaq Composite, dan Standard & Poor 500. Untuk kawasan Asia, ada beberapa negara yang indeks sahamnya menjadi acuan bagi negara lain seperti Jepang dengan Nikkei 225, Hong Kong dengan Hangseng, Cina dengan Shanghai Composite. Sedangkan untuk kawasan Eropa, Inggris dengan FTSE 100, Jerman dengan Xetra Dax dan lain-lain.

Indeks-indeks saham tersebut berfluktuasi cepat seiring dengan rumor pasar yang beredar. Kenaikan dan penurunan indeks saham tersebut ternyata dapat menghasilkan peluang dan lindung nilai untuk portfolio investasi saham. Peluang tersebut direalisasikan dengan adanya produk turunan dari indeks saham yaitu indeks saham berjangka. Indeks saham berjangka saat ini telah menjadi alternatif investasi dengan potensi keuntungan dan tingkat resiko yang terkandung di dalamnya.


Indeks saham berjangka
Contoh Indeks Saham Berjangka

Indeks saham berjangka, merupakan produk turunan (derivatif) dari sebuah indeks saham, ditransaksikan di bursa berjangka. Indeks saham berjangka menggunakan angka indeks saham sebagai underlying assets, dan ditransaksikan dengan sebuah kontrak standar pada sebuah bursa berjangka. Kontrak standar ini, yang di Indonesia disebut kontrak berjangka, mengatur banyak termasuk didalamnya adalah kebutuhan margin, nilai poin, jatuh tempo kontrak, hari dan jam perdagangan, dan lain-lain.

Peraturan perdagangan indeks saham berjangka memang sangat berbeda dengan peraturan dalam perdagangan saham. Sifat perdagangan indeks saham berjangka adalah margin trading, jadi dibutuhkan sejumlah dana jaminan untuk bisa bertransaksi dan dana jaminan ini wajib dipelihara jika ingin terus bertransaksi.

Keuntungan yang didapatkan dari indeks saham berjangka adalah capital gain. Dengan mekanisme margin trading, seseorang dapat membuat posisi beli lalu kemudian membuat posisi jual atau yang biasa disebut dengan long position. Ataupun membuat posisi jual terlebih dahulu baru kemudian membuat posisi beli (short position). Dengan adanya two ways opportunity seperti ini, kenaikan atau penurunan indeks saham berjangka bisa dimanfaatkan dan dirubah menjadi keuntungan. Tetapi hal ini juga membuat resiko dari perdagangan indeks saham berjangka bertanbah besar.

Pergerakan indeks saham saat ini memang sangat “wah”, kita bisa mendapatkan keuntungan dari pergerakan indeks saham dengan mentransaksikan indeks saham berjangka. Tetapi perlu diingat bahwa resiko perdagangan indeks saham berjangka termasuk kategori tinggi. Pelajari terlebih dahulu mekanisme perdagangannya, tingkat resiko dan pengetahuan yang dibutuhkan sebelum memasuki dunia perdagangan indeks saham berjangka.

Terimakasih kepada sumber :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menghitung Persediaan Akhir Dengan Menggunakan Metode FIFO Dalam Sistem Periodik

Contoh Soal Himpunan

Menghitung Persediaan Akhir Dengan Menggunakan Metode LIFO Dalam Sistem Periodik