Definisi Silogisme, Jenis Silogisme, Definisi Generalisasi dan Contoh Paragraf Analogi
Silogisme adalah
merupakan suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Dan silofisme itu
di atur dalam dua proposisi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan).
Kemudian silogisme mempunyai beberapa macam jenisnya, yaitu diantaranya sebagai
berikut.
Jenis-jenis silogisme
- Silogisme katagorial
- Silogisme hipotetik
- Silogisme alternatif
- Entimen
- Silogisme disjungtif
Dari berbagai jenis
silogisme diatas, memiliki arti yang berbeda, yang pertama yaitu :
Silogisme katagorial
Silogisme ini merupakan
silogisme dimana semua proporsinya merupakan katagorial. Kemudian proporsisi
yang mengandung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan
menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor
(premis yang termnya menjadi subjek).
Contoh :
- semua makhluk hidup pasti mati (premis mayor/premis umum)
- koala adalah hewan yang dilindungi (premis minor/premis khusus)
- koala pasti akan mati (konklusi/kesimpulan)
Silogisme hipotetik
Yang dimaksud dengan
silogisme hipotetik itu adalah suatu argumen/pendapat yang premis mayornya
berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi
katagorik.
Contoh :
- Apabila lapar saya makan roti (mayor)
- Sekarang lapar (minor)
- Saya lapar makan roti (konklusi)
Silogisme alternatif
Silogisme alternatif
adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.
Proposisi alternatif itu bila premis minornya membenarkan salah satu
alternatifnya.
Contoh :
- Dimas tinggal di bogor atau surabaya
- Dimas tinggal di surabaya
- Jadi, dimas tidak tinggal di bogor
Entimen
Silogisme ini jarang
ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Baik dalam tulisan maupun lisan. Yang
dikemukakan hanya premis minor dan kesimpulannya.
Contoh:
- Jodi berhak mendapatkan peringkat satu karena dia telah berusaha keras dalam belajar.
- Jodi telah berusaha keras dalam belajar, karena itu jodi layak mendapatkan peringkat satu.
Silogisme disjungtif
Silogisme disjungtif
merupakan silogisme yang premis mayornya merupakan disjungtif, sedangkan premis
minornya bersifat kategorik yang mengakui atau mengingkari salah satu
alternatif yang disebut oleh premis mayor.
Contoh :
- Devan masuk sekolah atau tidak. (premis 1)
- Ternyata devan tidak masuk sekolah. (premis 2)
- Ia tidak masuk sekolah. (konklusi).
Generalisasi
Adalah suatu proses
penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena individual (khusus) menuju
kesimpulan umum yang mengikat selutuh fenomena sejenis dengan fenomena
individual yang diselidiki.
Contoh :
Tamara Bleszynski adalah bintang iklan, dan
ia berparas cantik.
Nia Ramadhani adalah bintang iklan, dan ia
berparas cantik.
Generalisasi: Semua
bintang sinetron berparas cantik.
Pernyataan “semua
bintang sinetron berparas cantik” hanya memiliki kebenaran probabilitas karena
belum pernah diselidiki kebenarannya.
Contoh kesalahannya:
Omas juga bintang
iklan, tetapi tidak berparas cantik.
Macam-macam
generalisasi :
Generalisasi sempurna
Adalah generalisasi
dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
Contoh: sensus penduduk
Generalisasi tidak
sempurna
Adalah generalisasi
dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan
juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.
Contoh: Hampir seluruh
pria dewasa di Indonesia senang memakai celana pantalon.
Prosedur pengujian
generalisasi tidak sempurna
Generalisasi yang tidak
sempurna juga dapat menghasilkan kebenaran apabila melalui prosedur pengujian
yang benar.
Prosedur pengujian atas
generalisasi tersebut adalah:
Jumlah sampel yang diteliti terwakili.
Sampel harus bervariasi.
Mempertimbangkan hal-hal yang menyimpang
dari fenomena umum/ tidak umum.
Analogi
Analogi adalah Penalaran induktif dengan membandingkan dua hal yang banyak
persamaannya. Berdasarkan persamaan kedua hal tersebut, Anda dapat menarik
kesimpulan. berikut Contoh Paragraf Analogi.
Contoh Paragraf Analogi
"Seseorang yang menuntut ilmu sama halnya
dengan mendaki gunung. Sewaktu mendaki, ada saja rintangan seperti jalan yang
membuat seseorang terjatuh. Adapula semak belukar yang sukar dilalui. Dapatkah
seseorang melaluinya?. Begitu pula menuntut ilmu, seseorang akan mengalami
rintangan seperti kesulitan ekonomi, kesulitan memahami pelajaran, dan
sebagainya. Apakah seseorang sanggup melaluinya?. Jadi menuntut ilmu sama
halnya dengan mendaki gunung untuk mencapai puncaknya."
Sumber :
Komentar
Posting Komentar