Public Speaking
Takut Berbicara ?
Beberapa orang sering merasakan hal yang sama ketika mereka harus berbicara di depan khalayak banyak : gemetar, terbata-bata, hilang fokus, panik dan masih banyak lagi. Penelitian di Amerika mengatakan bahwa ketakutan yang paling atas urutannya adalah berbicara di depan publik, di urutan bawah ada ketinggian, binatang, hantu dan lainnya.
Pada seorang figur pemimpin dibutuhkan sebuah skill khusus di bidang Retorika. Retorika yang wajib di miliki oleh pemimpin adalah Retorika untuk negosiasi dan Retorika untuk motivasi, saat retorika itu digunakan di dalam memotivasi karyawan yang banyak, tentu dibutuhkan keahlian dan jam terbang yang cukup agar dapat tersampaikan maksud dan tujuan pembicaraan tersebut agar memberi motivasi bagi para karyawan yang mendengarkan.
Tak jarang informasi yang penyebarannya serentak tersebut sifatnya kurang informatif sehingga banyak menimbulkan feedback negatif. Feedback negatif tersebut dapat berupa ketidaksetujuan ataupun ketidakmengertian seseorang terhadap informasi yang disampaikan. Hal ini menuntut adanya public speaker untuk memiliki kemampuan yang baik dalam public speaking agar dapat menyampaikan informasi secara jelas dan akurat kepada Audiens sehingga banyaknya feedback yang muncul sifatnya positif.
Fenomena ini menuntut manusia agar dapat terus menyesuaikan diri dengan perkembangan sistem teknologi informasi dan komunikasi saat ini. Mereka sadar bahwa saat ini semua bidang membutuhkan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan public speaking yang baik agar dapat bersaing di jaman yang semakin dinamis. Oleh karena itu, para mahasiswa yang akan turun ke dunia kerja dituntut untuk memiliki kemampuan tersebut
Menjadi seorang public speaker yang baik itu tidak gampang, tetapi bukan berarti tidak mungkin untuk dilakukan. Hal ini dibuktikan dengan masih ada beberapa mahasiswa yang belum tampil baik ketika berbicara atau sekadar melakukan presentasi di depan ruang kelas. Mahasiswa sadar akan hal ini dan masih berupaya untuk memperbaiki diri serta berkeinginan kuat untuk terus belajar untuk menjadi public speaker yang baik.
Kekurangan yang biasa ditemukan pada mahasiswa yang mencegahnya menjadi seorang public speaker yang baik adalah rasa tidak percaya diri yang sering juga akhirnya membuatnya menjadi demam panggung. Rasa tidak percaya diri ini tercermin dari simbol verbal maupun nonverbal yang ia lakukan. Kerap kali mahasiswa, sebagai pembicara mengucapkan kata ‘eh’ sebagai simbol verbal rasa cemas atau tertekan ketika berpresentasi dan tidak jarang pula yang belum dapat mengontrol body language dengan menggoyang-goyangkan badannya sebagai simbol nonverbal tanda kecemasannya.
Sumber :
http://www.marketing.co.id/blog/2012/12/04/takut-berbicara/
Komentar
Posting Komentar